Mendorong Inkulturasi Musik dan Cinta Budaya di Gereja Katolik Indonesia
Sarasehan Musik Liturgi yang berkolaborasi dengan PML diselenggarakan pada Kamis, 7 November 2024, bertempat di Gereja Kristus Raja Baciro, Yogyakarta. Maria Satya Rani selaku pencetus acara Sarasehan ini menuturkan bahwa acara ini diselenggarakan dengan tujuan mengenalkan inkulturasi musik liturgi dan ingin menggabungkan beberapa daerah di Indonesia dalam suatu musik inkulturasi. Kegiatan ini bersifat umum dan terbuka bagi siapa saja yang ingin menambah pengetahuan tentang musik terutama musik inkulturasi.
Kegiatan yang berhubungan dengan Musik Liturgi telah diadakan 3 kali dalam dua tahun ini. Maria Satya Rani berharap agar kegiatan ini bisa rutin terlaksana setiap tahunnya dan semua yang mengikuti kegiatan Sarasehan ini dapat menambah pengetahuan bagi para audiens yang mengikuti kegiatan ini.
Jalannya acara Sarasehan ini dipandu oleh Aloysius Reza selaku pembawa acara pada Sarasehan kali ini. Sebelum memulai sesi pertama, audiens diajak untuk menyanyikan lagu “Awalilah” dari MB 162 dan lagu “Pujilah Tuhan” dari MB 167 diiringi oleh adik-adik pembelajar organis dari Baciro.
Acara Sarasehan ini mengundang narasumber yaitu Ibu Elisabeth Twitien Sezi Colasina, selaku pimpinan PML untuk memberi materi pada pertemuan kali ini. Acara kali dibagi menjadi 3 sesi. Sesi pertama diawali dengan diskusi teori pengenalan, dilanjutkan di sesi kedua dengan praktik bernyanyi dan iringan organ oleh audiens dengan pengarahan dari Narasumber dan Tim PML. Dalam sesi kedua ini, audiens diajak untuk bernyanyi dalam berbagai budaya. Seperti bernyanyi dengan gaya keroncong atau dengan gaya tionghoa dan beberapa gaya lainnya. Dan di sesi ketiga yang adalah sesi terakhir, berisi tanya jawab antara audiens dan narasumber.
Setelah berbagai rangkaian acara berlangsung, terakhir ada sambutan dari Romo Andreas Novian Ardi Prihatmoko, Pr sebelum memberikan berkat sebagai penutup pada acara Sarasehan kali ini.
Maria Satya Rani berharap bahwa Sarasehan Musik Liturgi ini dapat menumbuhkan kecintaan kita terhadap budaya kita sendiri yang disatukan dalam Gereja Katolik di Indonesia.